Orang yang Pura-pura Kenyang dengan Sesuatu yang Tidak Diberikan kepadanya
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أُعْطِيَ عَطَاءً فَوَجَدَ فَلْيَجْزِ بِهِ وَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُثْنِ فَإِنَّ مَنْ أَثْنَى فَقَدْ شَكَرَ وَمَنْ كَتَمَ فَقَدْ كَفَرَ وَمَنْ تَحَلَّى بِمَا لَمْ يُعْطَهُ كَانَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ
Ali bin Hujr menceritkan kepada kami, Isma'il bin 'Ayyasy mengabarkan kepada kami, dari 'Umarah bin Ghaziyah, dari Abu Zubair, dari Jabir, dari Nabi SAW, beliau bersabda.
"Barangsiapa yang diberikan suatu pemberian. kemudian ia mendapat (kelapangan untuk membalas pemberian tersebut), maka hendaklah ia membalasnya dengan pemberian (yang serupa).
Barangsiapa yang tidak menemukan (kelapangan untuk membalas pemberian tersebut dengan pemberian yang serupa), maka hendaklah ia meyanjung (orang yang memberinya).
Sesungguhnya barangsiapa yang menyanjung, maka ia telah benar-benar bersyukur (atas nikmat tersebut). Barangsiapa yang yang menyembunyikan (kenikmatan dengan tanpa membalas dengan pemberian yang serupa atau dengan sanjungan),
maka ia benar-benar telah kufur (atas nikmat tersebut). Barangsiapa yang berpura-pura berhias dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya, maka ia seperti orangyang mengenakan duapakaian dusta.'" Hasan: Ash-Shahihah (2617) dan At-Ta'liq Ar-Raghib (2/55)
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib". Dalam bab ini ada riwayat lain dari Asma' bin Abu Bakar dan Aisyah.
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ الْمَرْوَزِيُّ بِمَكَّةَ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا الْأَحْوَصُ بْنُ جَوَّابٍ عَنْ سُعَيْرِ بْنِ الْخِمْسِ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ
Husain bin Hasan Al Marwazi —di Makkah— dan Ibrahim bin Sa'id menceritkan kepada kami dan mereka berkata, Al-Ahwash bin Jawwab menceritkan kepada kami, dari Su'air bin Al Khims, dari Sulaiman At-Taimi,
dari Abu Utsman An-Nahdi, dari Usamah bin Zaid, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa diberi suatu pemberian, kemudian ia berkata kepada pelakunya, 'Semoga Allah memberi balasan yang terbaik kepadamu',
maka ia telah menyanjung sampai puncaknya". Shahih: Al Misykah (3024), At-Ta'liq Ar-Raghib (2/55), Ar-Raudh An-Nadhir (8) Abu Isa berkata. "Hadits ini adalah hasan jayyid gharib. Ia tidak mengetahuinya bersumber dari hadits Usamah bin Zaid kecuali dari jalur ini".
Hadits seperti ini juga diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW. Abu Isa juga pernah bertanya kepada Muhammad tentang hadits ini, namun ia pun tidak mengetahuinya.
Abdurrahim bin Hazim Al Balkhi menceritakan kepadaku dan ia mengatakan bahwa dirinya mendengar Al Makki bin Ibrahim berkata, "Kami sedang berada di rumah Ibnu Juraij, kemudian seorang peminta- minta datang dan meminta kepadanya.
Ibnu Juraij kemudian berkata kepada bendaharanya, 'Berilah ia satu dinar!' Bendahara itu menjawab, 'Aku hanya punya satu dinar. Jika aku memberikan satu dinar ini kepadanya, niscaya engkau dan keluargamu akan kelaparan.'
Ibnu Juraij marah dan berkata, 'Berikan (itu) kepadanya!'." Al Makki berkata (lagi), "Kami sedang berada di rumah Ibnu Juraij, kemudian seorang lelaki mendatanginya dengan membawa surat dan pundi uang.
Lelaki itu diutus oleh sejumlah temannya kepada Ibnu Juraij (untuk menyampaikan surat dan pundi uang tersebut). Dalam surat itu tertulis: 'Sesungguhnya aku telah mengirimkan lima puluh dinar'.
Ibnu Juraij kemudian membuka pundi uang dan menghitungnya. Ternyata uang itu berjumlah limapuluh satu dinar. Ibnu Juraij kemudian berkata kepada bendaharanya, 'Engkau telah memberi satu (dinar), kemudian Allah mengembalikannya kepadamu dan menambahkan lima puluh dinar'."